> //
--> Oleh: Yustedjo Tarik *Sumber Asli -- C0I -Kabar pahit dan menyedihkan terus menerus menimpa pertenisan Indonesia di masa Pengurus Pusat (PP) Pelti dipimpin oleh Ketua Umum Maman Wiryawan. Tidak ada prestasi membanggakan dicetak dalam kepengurusan saat ini. Sudah begitu kondisi pertenisan di dalam negeri seperti mati karena tidak kompetisi yang benar-benar menyentuh masyarakat tenis di Tanah Air sehingga menimbulkan gairah memburu prestasi ke tingkat Asia Tenggara, Asia dan dunia seperti masa kepengurusan Pelti sebelumnya.
Kondisi bertambah parah karena organisasi PP Pelti yang dikuasi Maman bersama Wakil Sekretaris Jenderal Goenawan Tedjo tidak berjalan sebagaimana mestinya. Bahkan ada kejadian memalukan ketika berlangsungnya Musyawarah Olahraga Nasional Komite Olahraga Nasional Indonesia di Papua akhir tahun 2015 lalu. Saat itu Sekjen PP Pelti dilarang mengikuti sidang karena ada dua mandate dari PP Pelti.
Sebagai pemain yang pernah berjuang mengangkat prestasi tenis Indonesia dan mengharumkan nama bangsa dan negara di tingkat Asia tentunya saya sedih dan sakit melihat kondisi pertenisan Indonesia saat ini. Baru-baru ini ada hal yang memalukan pada kejuaraan dunia tenis beregu putri Fed Cup Grup II Zona Asia-Oceania di Hua Hin, Thailand. Pada event yang digelar dari 11 ñ 16 April itu, Tim Indonesia dipermalukan oleh Singapura dan Malaysia. Dua negara tetangga yang selama ini belum pernah mampu mengusik kekuatan tenis Indonesia.
Kegagalan memalukan menambah derita pahit tenis Indonesia setelah sebelumnya tim tenis putra kalah dari Vietnam di ajang kejuaraan Piala Davis. Indonesia dipaksa menelan pil pahit oleh Vietnam dalam pertandingan yang diadakan di negeri sendiri, Solo Jawa Tengah. Ditambah hasil-hasil buruk sebelumnya dapat dikatakan kepengurusan Maman dan Goenawan Tedjo sudah gagal total. Empat kali gagal total. Tidak dapat dipungkiri, petenisan kita hancur lebur dan terpuruk ke tempat yang paling bawah.
Melihat kenyataan itu saya mengimbau para pengurus provinsi (Pengprov) Pelti di seluruh Indonesia segera mencarikan jalan menyelamatkan tenis Indonesia. Harus ditemukan segera solusinya karena Indonesia akan segera menjadi tuan rumah Asian Games tahun 2018. Jangan sampai tenis Indonesia kembali menelan pil pahit dan malu.
Menurut saya, obat yang paling terbaik untuk PP Pelti adalah Maman dan Goenawan Tedjo berserta pengurus lainnya yang terbukti gagal harus mundur sekarang juga. Pengprov-pengprov Pelti yang mempunyai hak suara, perlu mengusulkan supaya Ketua Umum PP Pelti dan Goenawan Tedjo supaya mengundurkan diri.
Saya menyarakan agar kolega saya, mantan-mantan pemain nasional, seperti Tinrus Aryanto Wibowo, Suharyadi, Suwandi, Yayuk Basuki, Suzanna Anggar Kusuma Wibowo, Angelique Widjaja dan lain-lain mengusulkan penggantian Ketua Umum Pelti.
Kalau perlu pegawai-pegawai dan staff di PP Pelti juga menyarankan mereka mundur sebagai tanggungjawab dari kegagalan beruntun PP Pelti.
Kepngurusan Maman dan Goenawan selain tidak mempunyai keberuntungan juga tidak sesuai dengan era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengutamakan kerja keras dan prestasi. Yang selalu gagal dan tidak berprestasi harus diganti secepatnya. Jadi ganti Ketua Umum PP Pelti dan mulai Kerja-kerja dan Berprestasi. Semoga. ***
* Penulis adalah peraih 4 Medali Emas Asian Games 1978 Bangkok dan 1982 New Delhi
***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 ========= //
-->
0 komentar:
Posting Komentar