Selasa, 28 Mei 2013
Kemacetan Jakarta bisa rugikan ekonomi hingga Rp 65 triliun
Perbaikan sistem transportasi massal di Jakarta dinilai mendesak untuk segera dilakukan. Jika tidak cepat diantisipasi, maka kerugian ekonomi masyarakat bakal melonjak hingga Rp 65 triliun dalam setiap tahunnya.
"Saat ini kerugian akibat lalu lintas macet mencapai Rp 12,8 triliun per tahun. Pada tahun 2020 mendatang kerugian ekonomi bisa mencapai Rp 65 triliun," ujar Direktur Utama PT MRT Jakarta, Dono Boestami di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (28/5).
Oleh karena itu, menurutnya, perbaikan sistem transportasi massal mendesak untuk dilakukan. Salah satunya adalah dengan membangun transportasi berbasis massal seperti Mass Rapid Transit (MRT).
Dono menegaskan, pembangunan MRT memiliki tujuan yang baik dan dampaknya sangat luas. Transportasi yang nyaman, cepat, pertumbuhan ekonomi yang semakin baik serta mengurangi kemacetan.
"Tahap pertama 16 KM mencakup 13 stasiun, konstruksi dimulai sebelum akhir tahun untuk tahap pertama. Dari Lebak Bulus hingga Bunderan HI waktu tempuhnya 30 menit," jelas Dono.
Pria yang sebelumnya berkarir di BUMN Pembiayaan Infrastruktur Indonesia (PII) ini menilai MRT tidak boleh dipandang sebagai proyek politis. Sebab, jika selesai dibangun sesuai target, maka sumbangsihnya pada Jakarta bakal besar.
"Kita mewujudkan cita-cita pembangunan Jakarta, bukan mencari popularitas, konstruksi MRT akan selesai pembangunannya nanti pada tahun 2017," tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar