Sumber Asli -- C0I -SEA Games XXVIII/2015 Singapura dibuka pada 5 Juni mendatang. Artinya, dalam tempo tiga pekan mendatang, skuad Merah Putih sudah harus berjuang untuk bangsa dan negara di multieven dua tahunan terakbar di Asia Tenggara itu.
Namun siapa sangka, sisa waktu yang mepet ini justru problem soal peralatan masih saja terjadi. Beberapa cabang olahraga (cabor) ternyata belum semuanya mendapat jatah peralatan latihan dan pertandingan untuk berlaga di Singapura mulai 5 sampai 16 Juni nanti.
Kontingen Indonesia membagi cabor tersebut dalam empat kategori. Yakni terukur, akurasi, beladiri, dan permainan. Nah, dari semua itu, cabor beladiri dan akurasi yang mengeluhkan belum mendapatkan distribusi peralatan untuk latihan. Padahal dua kategori yang lain sudah mendapat bagian.
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PP Pertina), Martinez dos Santos membenarkan kabar tersebut. Padahal seharusnya, mereka sudah mendapatkan sejak bulan April lalu.
"Kata pihak Kemenpora, peralatan latihan sudah ada. Tapi belum terdistribusi semua rupanya. Padahal ini sudah mau SEA Games. Jangan-jangan malah diberikan selepas SEA Games selesai," Martinez dengan nada miris.
Menurut pria asal Atambua, Belu, Nusa Tenggara Timur itu, pihaknya sudah nombok sekitar Rp 100 juta untuk memenuhi alat latihan. Jadi, kalau alat latihan menuju SEA Games baru turun dalam waktu-waktu ini, fungsinya sedikit mubazir alias sia-sia belaka.
"Kira-kira kalau boleh dijual, peralatan latihan yang kita terima dari Menpora itu akan kita jual saja. Buat menutupi utang kami yang sudah ratusan juta itu. Masak sudah mau pertandingan, jatah peralatan latihan baru turun. Ini lucu," papar Martinez.
Dalam kacamata Martinez, peralatan latihan cabor beladiri sebenarnya tak terlalu mahal dibandingkan ketiga kategori lainnya. Bandingkan dengan perahu rowing dari cabor terukur atau busur panahan dari akurasi.
Pelatih pelatnas pencak silat Indro Cahyo Haryono mengatakan alat latihan memang belum diterima. Alhasil mereka meminjam peralatan latihan dari Puslatda Jakarta yang kebetulan latihan di Padepokan Silat TMII.
"Ini masalah klasik. Tapi kok herannya selalu berulang tiap tahun. Tahun lalu malah lebih parah ketika mau turun Asian Games, tak ada alatnya," sebut Indro.
Di sisi lain, koordinator cabor akurasi Satlak Prima M. Asyik mengakui kalau mendapat laporan belum semua alat latihan terdistribusi dengan baik. Panahan dan bowling misalnya. Busur panah, anak panah, serta bola bowling belum ada di lokasi pelatnas masing-masing.
"Kami terus mengupayakan berkomunikasi. Memang waktunya mepet. Untuk peralatan latihan secepat-cepatnya harus bisa dibereskan," tutur Asyik.
Sementara itu, Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Djoko Pekik Irianto menegaskan peralatan latihan sudah ada. Tinggal diverifikasi oleh tim sebelum akhirnya didistribusikan. Mengenai pembagian yang belum merata itu, pria asal Grobogan itu berharap semua pihak bersabar.
--> Namun siapa sangka, sisa waktu yang mepet ini justru problem soal peralatan masih saja terjadi. Beberapa cabang olahraga (cabor) ternyata belum semuanya mendapat jatah peralatan latihan dan pertandingan untuk berlaga di Singapura mulai 5 sampai 16 Juni nanti.
Kontingen Indonesia membagi cabor tersebut dalam empat kategori. Yakni terukur, akurasi, beladiri, dan permainan. Nah, dari semua itu, cabor beladiri dan akurasi yang mengeluhkan belum mendapatkan distribusi peralatan untuk latihan. Padahal dua kategori yang lain sudah mendapat bagian.
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PP Pertina), Martinez dos Santos membenarkan kabar tersebut. Padahal seharusnya, mereka sudah mendapatkan sejak bulan April lalu.
"Kata pihak Kemenpora, peralatan latihan sudah ada. Tapi belum terdistribusi semua rupanya. Padahal ini sudah mau SEA Games. Jangan-jangan malah diberikan selepas SEA Games selesai," Martinez dengan nada miris.
Menurut pria asal Atambua, Belu, Nusa Tenggara Timur itu, pihaknya sudah nombok sekitar Rp 100 juta untuk memenuhi alat latihan. Jadi, kalau alat latihan menuju SEA Games baru turun dalam waktu-waktu ini, fungsinya sedikit mubazir alias sia-sia belaka.
"Kira-kira kalau boleh dijual, peralatan latihan yang kita terima dari Menpora itu akan kita jual saja. Buat menutupi utang kami yang sudah ratusan juta itu. Masak sudah mau pertandingan, jatah peralatan latihan baru turun. Ini lucu," papar Martinez.
Dalam kacamata Martinez, peralatan latihan cabor beladiri sebenarnya tak terlalu mahal dibandingkan ketiga kategori lainnya. Bandingkan dengan perahu rowing dari cabor terukur atau busur panahan dari akurasi.
Pelatih pelatnas pencak silat Indro Cahyo Haryono mengatakan alat latihan memang belum diterima. Alhasil mereka meminjam peralatan latihan dari Puslatda Jakarta yang kebetulan latihan di Padepokan Silat TMII.
"Ini masalah klasik. Tapi kok herannya selalu berulang tiap tahun. Tahun lalu malah lebih parah ketika mau turun Asian Games, tak ada alatnya," sebut Indro.
Di sisi lain, koordinator cabor akurasi Satlak Prima M. Asyik mengakui kalau mendapat laporan belum semua alat latihan terdistribusi dengan baik. Panahan dan bowling misalnya. Busur panah, anak panah, serta bola bowling belum ada di lokasi pelatnas masing-masing.
"Kami terus mengupayakan berkomunikasi. Memang waktunya mepet. Untuk peralatan latihan secepat-cepatnya harus bisa dibereskan," tutur Asyik.
Sementara itu, Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Djoko Pekik Irianto menegaskan peralatan latihan sudah ada. Tinggal diverifikasi oleh tim sebelum akhirnya didistribusikan. Mengenai pembagian yang belum merata itu, pria asal Grobogan itu berharap semua pihak bersabar.
- ***
========= Dukungan untuk Cinta Olahraga Indonesia bisa dikirimkan langsung melalui: BANK BCA KCP PALMERAH NO REKENING 2291569317 BANK MANDIRINO REKENING 102-00-9003867-7 =========
Tidak ada komentar:
Posting Komentar