Sumber Asli -- C0I - Salah satu pebasket CLS Knights Surabaya, Dimaz Muharri, mengungkapkan keinginannya untuk menjadi pemain tim nasional. Menurut Dimaz, hal tersebut merupakan impian setiap pemain basket di Indonesia.
"Belum pernah terpilih, makanya pengin banget masuk (timnas)," tutur Dimaz saat ditemui Kompas.com di GOR Kertajaya, Surabaya, Sabtu (7/9/2013).
Tahun ini, giliran rekannya, Rachmad Febri Utomo, yang mewakili CLS di timnas. Meski demikian, Dimaz tak menyerah. Pebasket 27 tahun ini tetap berharap bisa terpilih tahun depan. Kini, fokusnya adalah membawa timnya menjadi juara NBL musim ini.
"Keinginan pemain basket yang pertama pasti masuk timnas, yang kedua ya juara. Sekarang kami memiliki pelatih baru, masih dalam tahap adaptasi dan sejauh ini makin membaik. Saya merasa coach Kim (Kim Dong-wong) hanya kesulitan membahasakan maksudnya, tapi kamilah yang seharusnya bisa lebih mengerti," terang Dimaz.
Sebelum berjuang di tim besar ini, Dimaz sudah melalui berbagai tantangan. Awal mula ia bermain basket adalah saat melihat seseorang yang bermain basket di lapangan dekat rumah dan menganggapnya keren.
"Kalau sepak bola di daerah saya mainnya enggak pakai sepatu, kalau basket kan sepatunya keren-keren," aku Dimaz ketika ditanya mengapa memilih untuk bermain basket.
Menginjak SMA, Dimaz pun terpilih bermain untuk salah satu klub di Binjai, Sumatera Utara. Sayangnya, Dimaz tak pernah turun ke lapangan. "Terpilih sih, tapi tidak pernah main. Istilahnya, cadangan mati," aku Dimaz.
Dimaz pun dipindahkan ke Medan untuk bermain di Liga Mahasiswa. Di sana, ia mulai bersinar bersama rekan satu timnya. Karena ada masalah dalam kepengurusan, ia dan semua rekan setimnya dipindahkan ke Surabaya. Tim tersebut kemudian berganti nama menjadi CLS Knights.
"Belum pernah terpilih, makanya pengin banget masuk (timnas)," tutur Dimaz saat ditemui Kompas.com di GOR Kertajaya, Surabaya, Sabtu (7/9/2013).
Tahun ini, giliran rekannya, Rachmad Febri Utomo, yang mewakili CLS di timnas. Meski demikian, Dimaz tak menyerah. Pebasket 27 tahun ini tetap berharap bisa terpilih tahun depan. Kini, fokusnya adalah membawa timnya menjadi juara NBL musim ini.
"Keinginan pemain basket yang pertama pasti masuk timnas, yang kedua ya juara. Sekarang kami memiliki pelatih baru, masih dalam tahap adaptasi dan sejauh ini makin membaik. Saya merasa coach Kim (Kim Dong-wong) hanya kesulitan membahasakan maksudnya, tapi kamilah yang seharusnya bisa lebih mengerti," terang Dimaz.
Sebelum berjuang di tim besar ini, Dimaz sudah melalui berbagai tantangan. Awal mula ia bermain basket adalah saat melihat seseorang yang bermain basket di lapangan dekat rumah dan menganggapnya keren.
"Kalau sepak bola di daerah saya mainnya enggak pakai sepatu, kalau basket kan sepatunya keren-keren," aku Dimaz ketika ditanya mengapa memilih untuk bermain basket.
Menginjak SMA, Dimaz pun terpilih bermain untuk salah satu klub di Binjai, Sumatera Utara. Sayangnya, Dimaz tak pernah turun ke lapangan. "Terpilih sih, tapi tidak pernah main. Istilahnya, cadangan mati," aku Dimaz.
Dimaz pun dipindahkan ke Medan untuk bermain di Liga Mahasiswa. Di sana, ia mulai bersinar bersama rekan satu timnya. Karena ada masalah dalam kepengurusan, ia dan semua rekan setimnya dipindahkan ke Surabaya. Tim tersebut kemudian berganti nama menjadi CLS Knights.
- ***
-->
0 komentar:
Posting Komentar