Jumat, 16 Agustus 2013

SUSI SUSANTI > Segera Persiapkan Regenerasi Pemain

Sumber Asli -- C0I - Sukses merebut dua gelar pada Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2013 di Guangzhou, China, selain menggelorakan semangat kebangkitan, juga menguak adanya jurang prestasi antara pemain senior dan junior Indonesia.



Demikian pengamatan mantan ratu bulutangkis dunia dan Indonesia, Susi Susanti di tengah eforia menyambut keberasilan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan memboyong gelar juara dunia ganda campuran dan ganda putra.

Ditemui saat menyembut Tim Bulutangkis Indonesia di Bandara Soekarno - Hatta, Banten, Senin (12/8) malam, peraih emas Olimpiade Barcelona 1992 itu mengakui adanya jurang prestasi pebulutangkis senior dan junior.

Makanya, dia mengusulkan Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) harus segera menyiapkan program regenerasi guna mempersempit jurang prestasi tersebut.

"Pemain yang berprestasi di kejuaraan dunia sekarang kan rata-rata berusia 25 tahun ke atas. Jadi, PBSI harus menyiapkan program pembinaan pemain berusia 15 hingga 20 tahun sebagai lapisan. Program pembinaan secara berkesinambungan inilah yang bisa mempersempit jurang prestasi pebulutangkis senior dan junior," kata Susi Susanti kepada Suara Karya.

Dalam menjalankan program pembinaan berkesinambungan itu, kata Susi, tim pencari bakat PBSI harus jeli dalam memilih pemain. "Selain pebulutangkis terpilih memenuhi kriteria yang ditentukan, tim pencari bakat juga melihat dari berbagai aspek seperti mental dan motivasi," jelasnya.

Istri mantan pebulutangkis nasional Alan Budikusuma ini juga menyoroti masalah pemilihan pebulutangkis yang akan diberangkatkan ke event internasional. "Jangan rangkingnya belum cukup sudah diberangkatkan ke Sirkuit. Tempatkan mereka pada event internasional lainnya.

Dan, pebulutangkis diberangkatkan juga harus punya motivasi dan target. Dengan demikian, program pembinaan yang dijalankan akan membuahkan hasil," ujarnya lagi.

Ketika ditanyakan soal jumlah event lokal dan internasional yang digelar di dalam negeri, Susi menilai cukup. "Soal event nasional dan internasional tidak ada masalah. Jumlahnya sudah cukup untuk dijadikan ajang menambah jam terbang," jawabnya.

Ternyata di balik kesuksesan juara dunia tunggal putri asal Thailand, Ratchanok Ithanon yang berusia 19 tahun itu, Susi Susanti ikut berperan. Dua tahun lalu, Susi dilibatkan dalam program pembinaan bulutangkis Thailand.

"Saya diminta khusus ketua federasi bulutangkis Thailand untuk memberikan masukan mengenai pembinaan pemain putri. Jadi, Thailand itu sukses menjadikan Ithanon juara dunia dengan mencontoh pembinaan bulutangkis Indonesia," ujar Susi.





Menyinggung soal kondisi bulutangkis Indonesia saat ini, Susi yang juga Staf Khusus/Ahli PB PBSI menyatakan Ketua Umum PB PBSI, Gita Wiryawan mampu menerapkan manajemen yang baik dalam mengelola organisasi. Kini suasana di PBSI jauh lebih kondusif.



- ***




-->

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2013 berita hangat - Template by Efachresya - Editor premium Top coi