Sumber Asli -- C0I - Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) menargetkan juara umum pada SEA Games 2013 Myanmar. Dua tahun lalu, mereka jadi juara umum di kandang dengan perolehan 10 medali emas, dua perak, dan empat perunggu.
"Lebih bagus juara di negara lain. Kalau tidak, gelar juara umum kemarin (SEA Games 2011) bisa dibilang hanya karena kami tuan rumah," tutur pelatih karate nomor kumite, Zakarias M Sogorom, di Senayan, Jakarta, Selasa (16/7/2013).
Untuk mewujudkan target tersebut, timnas karate harus berjuang keras karena hingga saat ini meraka masih berlatih tanpa perlengkapan memadai, yang otomatis membuat latihan belum bisa maksimal.
"Dana belum kami terima. Ini uang saku atlet saja sudah tiga bulan belum dibayar," keluh Zakarias.
Rencananya, 29 atlet yang saat ini menghuni pelatnas akan diikutsertakan pada Finlandia Open, 30 Agustus–1 September. Namun, semua tetap menunggu persetujuan dan dana dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
"Selain itu juga ada try out untuk nomor kata di Turki dan kumite di Jepang setelah ISG (Islamic Solidarity Games). Tapi, semua kembali lagi, menunggu dana dari pemerintah," lanjut Zakarias.
Selain masalah perlengkapan, waktu latihan yang berkurang selama bulan puasa juga jadi hambatan. Biasanya, mereka latihan selama empat jam sehari, masing-masing dua jam, pagi dan sore.
Selama bulan puasa, waktu latihan berkurang menjadi satu setengah jam pada pagi hari dan satu jam pada sorenya. Pengaturan jadwal latihan ini disesuaikan dengan atlet yang sedang menjalankan ibadah puasa.
Dengan persiapan yang masih kurang maksimal, Zakarias tetap yakin pasukannya akan bisa merebut minimal empat atau lima emas. "Kalau ingin juara umum, kami butuh perhatian pemerintah. Tapi, kami tetap berusaha positif untuk jadi juara."
Lawan tangguh di SEA Games adalah Malaysia dan Vietnam. Selain itu, Zakarias dan pelatih lainnya juga mewaspadai kekuatan tuan rumah Myanmar.
"Lebih bagus juara di negara lain. Kalau tidak, gelar juara umum kemarin (SEA Games 2011) bisa dibilang hanya karena kami tuan rumah," tutur pelatih karate nomor kumite, Zakarias M Sogorom, di Senayan, Jakarta, Selasa (16/7/2013).
Untuk mewujudkan target tersebut, timnas karate harus berjuang keras karena hingga saat ini meraka masih berlatih tanpa perlengkapan memadai, yang otomatis membuat latihan belum bisa maksimal.
"Dana belum kami terima. Ini uang saku atlet saja sudah tiga bulan belum dibayar," keluh Zakarias.
Rencananya, 29 atlet yang saat ini menghuni pelatnas akan diikutsertakan pada Finlandia Open, 30 Agustus–1 September. Namun, semua tetap menunggu persetujuan dan dana dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
"Selain itu juga ada try out untuk nomor kata di Turki dan kumite di Jepang setelah ISG (Islamic Solidarity Games). Tapi, semua kembali lagi, menunggu dana dari pemerintah," lanjut Zakarias.
Selain masalah perlengkapan, waktu latihan yang berkurang selama bulan puasa juga jadi hambatan. Biasanya, mereka latihan selama empat jam sehari, masing-masing dua jam, pagi dan sore.
Selama bulan puasa, waktu latihan berkurang menjadi satu setengah jam pada pagi hari dan satu jam pada sorenya. Pengaturan jadwal latihan ini disesuaikan dengan atlet yang sedang menjalankan ibadah puasa.
Dengan persiapan yang masih kurang maksimal, Zakarias tetap yakin pasukannya akan bisa merebut minimal empat atau lima emas. "Kalau ingin juara umum, kami butuh perhatian pemerintah. Tapi, kami tetap berusaha positif untuk jadi juara."
Lawan tangguh di SEA Games adalah Malaysia dan Vietnam. Selain itu, Zakarias dan pelatih lainnya juga mewaspadai kekuatan tuan rumah Myanmar.
- ***
0 komentar:
Posting Komentar